Custom Search

3.5.08

Kalau Saja Dia Percaya Sama Aku....

Sulit rasanya membangun kepercayaan walaupun untuk hal - hal yang sederhana sekalipun. Ini adalah cerita aku dalam suatu perjalanan beberapa hari yang lalu.

Soal lampu rem misalnya, kalau lampu rem nyala pasti ada hambatan didepan. maka sudah sepantasnya yang dibelakang mengikuti yang didepan karena yang didepan melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi di depannya.

Waktu itu disalah satu ruas jalan mobilku berhenti karena didepan ada becak yang sarat muatan hendak menyeberang. Aku biarkan becak itu lewat, karena kasian kalau ia harus berhenti dan menggenjot dari awal lagi.

Tapi keputusanku ini ternyata membuat mobil yang berada dibelakangku tidak senang. Baru aja aku nginjek rem, klaksonnya udah menyalak galak bertubi-tubi. Tapi aku tetap memutuskan untuk berhenti dan si abang becakpun menyeberang. Si pengendara mobil yang dibelakang ternyata memutuskan untuk menyalip mobilku daripada ia ikut berhenti. Maka, sesuatupun terjadi.

Suara ban mobil berdecit keras terdengar. Ia begitu terkejut ketika tiba-tiba becak itu muncul begitu saja di moncong mobilnya. Tabrakan keras emang ga terjadi, tapi sekedar ciuman bumper pun udah bisa membuat becak terguling. Muatan sayuran yang menggunung berhamburan memenuhi jalan. Kecelakaan itu memang ga mengerikan, tapi sayuran yang berserakan udah menjadi provokasi tersendiri bagi orang-orang disekitar situ.

Jalanan macet seketika. Si penyalip mobilku keluar dari mobilnya dengan muka pucat pasi. Dia seorang cowok berusia sekitar 29 tahunan, seorang pria yang tampak terpelajar, tapi saat itu ia berubah menjadi orang yang kelihatan sangat bodoh!! Posisi mobilnya secara mencolok memperlihatkan bahwa dialah biang keladi kemacetan ini. Semua pihak sekarang menudingnya. Dan abang becak yang terkapar itu, entah belajar teori drama dari mana, tampak mulai membangun sensasi. Ia membiarkan saja becaknya terjungkal. Ia sendiri dengan ketenangan seorang jagoan, memilih bangkit dan berjalan menghampiri si pria pengemudi dan langsung meninjunya!

Hahahahahahaha.... Mampus loe!!! Belagu siy!!

Cerita selanjutnya bukan urusanku lagi. Tapi ga sulit merekonstruksi akhir insiden ini. Betapa ga enak membayangkan perasaan si pengemudi mobil tadi. Seorang yang tampak terpelajar, bertampang bersih, tapi cuma jadi bahan olok-olok lingkungan dan dipukuli seperti kriminal. Padahal, kalau saja ia mau sedikit bersabar, dan yang paling penting, mau percaya sama aku untuk ikut berhenti, musibah itu mungkin ga akan terjadi.

Kalau dipikir-pikir, mungkin seperti itulah keadaan negeri ini sekarang. orang lain tidak pernah dibiarkan menjadi imam (pemimpin), walaupun ia memang tengah memegang otoritas yang sesungguhnya. Selalu saja ada intervensi.

Inilah mengapa kita selalu cenderung membunyikan klakson disaat kita sedang dalam kemacetan. Mengapa dalam hal antri, leher kita cenderung terjulur demikian panjang untuk selalu gatal melihat keadaan didepan. Kita selalu tergesa-gesa, ga punya kesabaran sedikitpun.

Kemacetan itu masih baik-baik saja, sekeras apapun klakson yang kita bunyikan, tidak akan mengubah situasi jika saatnya belum tiba. Pada gilirannya, antrianpun akan bergerak maju dengan caranya sendiri. Kalaupun semuanya masih terhenti, itu pasti karena masih ada persoalan. Biarlah itu persoalan yang didepan, kita yang dibelakang tinggal mempercayainya.

Berat memang, tapi inilah ongkos hidup bersama. Harus ada semacam tebusan sebagai ongkos kepercayaan. Ketidaksabaran membayar ongkos inilah yang membuat hidup bermasyarakat sering dilanda kekacauan. Para imam, pemimpin, dan pihak yang di depan itu, memang bisa saja menyelewengkan kepercayaan. Kita boleh kecewa tapi tak perlu mendendam. Karena untuk hidup bersama, manusia memang perlu saling mempercayai. Soal bahwa sesekali kita tertipu, ga perlu terus disesali juga. Siapa yang sama sekali bisa membebaskan diri dari nasib sial Rasanya ga ada.

Dari tulisan ini kita bisa mengambil banyak hikmah, dari mulai kondisi politik di negeri ini hingga dalam kondisi keseharian kita termasuk dalam hal hubungan antara cewek dan cowok.
hehehehe...

kalau boleh aku simpulin, ada beberapa point penting yang bisa diambil.
  1. Ketika terjadi masalah, jangan sampe tergesa-gesa mengambil keputusan. Karena biasanya keputusan yang diambil dengan kondisi yang seperti itu akan berakibat buruk.Sabar. Semua pasti ada saatnya. Buat yang belom juga dapet pacar, sabar yaaaa... jgn nyodok pacar orang, kalau saatnya udh tiba kamu bakalan punya pacar jg pada akhirnya... :) Pantaskah Cinta Ditunggu?
  2. Kepercayaan. Kepercayaan itu penting, apalagi dalam sebuah relationship.
  3. Jangan kapok untuk mencintai, kecewa wajar, tapi jangan mendendam....

Any Comment??

No comments: